Minggu, 22 Maret 2020

Munculnya sikap "Paranoid" tertular virus corona dari orang lain

Saat ini di belahan dunia sedang mengalami  namanya paranoid. Masing masing ada prasangka tertular dari orang lain. Adanya yang level paranoid parah, sampai benar benar mengurung diri di kamar, namun juga ada yang levelnya ringan masih pergi ke pasar dan berwisata ke lain tempat seolah tidak ada apa apa.
bermanfaat kah paranoid ini, kalau saya menilai tergantung level keparahanya, kalau sudah tidak logis sampai mengurung diri di kamar maka itu sudah masuk berlebihan. Level yang berlebihan akan menyebabkan ketakutan dan kecemasan berlebihan, apalagi yang punya dasar takut sakit atau takut mati maka isu virus corona semakin membuat kecemasan dan sikap paranoid meningkat.
penyebab paranoid ini karena isu yang berlebihan atau juga berita hoax yang menyesatkan sehingga orang semakin ketakutan.
apa manfaat mengalami paranoid ini, yang pasti sikap paranoid ini akan lebih membuat orang protektif terhadap dirinya, dan keluarganya. tentunya ini sangat bermanfaat di saat virus ini menyebar secara tidak di ketahui penyeberannya. Kemana mana menggunakan masker, selalu cuci tangan (seperti penderita obsesif compulsif) adalah langkah langkah protektikf yang dapat mencegah seseorang tercegah dari tertular.
namun dampak psikologis sangat tidak menguntungkan jika penghindaran tertular virus tersebut didasarkan pada egoisme dan paranoid yang selalu menganggap orang lain adalah sumber penyakit sumber virus yang dapat menularinya. sikap suudzan ini bukan saja membuat ketakutan tapi secara agama mestinya juga dilarang.
nah solusinya bisa ndak kita tetap masker tanpa suudzan tanpa curiga terhadap orang lain sehingga jiwanya tidak terganggu menjadi paranoid? ya inilah tantangan bagi kita tetap waspada dan menjaga diri namun tidak terpengaruh untuk paranoid ....
ingat paranoid adalah gangguan jiwa...... baik sedikit atau banyak itu tetap namanya terganggu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar